Wednesday, February 16, 2011

Orgasme dalam Fesyen


What? Orgasme dalam Fesyen.
ya, memang terdengar sedikit vulgar atau sedikit melawan garis kesopanan dalam menulis, namun memang ada benarnya, ada korelasi antara Fesyen dan Orgasme.
Sebelum saya mengulik lebih dalam, mengenai korelasi antara Fesyen dan Orgasme, terlebih dahulu saya akan menjelaskan mengenai Fesyen sebagai sebuah komunikasi;
          Ya, Fesyen atau yang dalam bahasa latin ialah Factio yang bisa juga kita definisikan sebagai sebuah busana, memang bukan hanya sekedar sebagai alat penutup tubuh atau sebagai pelindung dari panas atau dingin. Namun ia memiliki fungsi sebagai sebuah alat komunikasi. Maksudnya adalah, ketika seseorang mengenakan sebuah busana, maka secara langsung ataupun tidak, ia telah berbicara kepada viewers, melalui bahasa yang kita anggap sebagai bahasa non verbal. Ya, terkadang hal ini tak banyak disadari oleh sebagian orang, namun tidak sedikit pula orang yang menyadari bahwa sesungguhnya mereka menerima sebuah pesan dari si pemakai busana tersebut.
Melalui warna, padu padan, serta gaya yang coba mereka intepretasikan, maka kita akan menangkap apa yang coba mereka sampaikan. contoh sederhana; Seseorang yang akan menonton sebuah pertandingan bola, maka ia akan mengenakan sebuah baju yang sekiranya bisa mengomunikasikan perasaan dukungan mereka terhadap tim yang bersangkutan, atau ketika datang bulan suci Ramadhan, semua orang berlomba-lomba membeli sebuah baju muslim yang fashionable dan mumpuni, karena mereka mencoba untuk mengomunikasikan sebuah kesopanan untuk menjaga bulan suci Ramadhan, seperti itulah kurang lebih contoh sederhananya.
     Sekarang apa kaitannya dengan orgasme, bukan kah orgasme hanya terjadi di atas ranjang?, lantas apa kaitannya dengan fashion.

Memang benar, Orgasme secara harafiah ialah pelepasan tiba-tiba ketegangan seksual yang mengakibatkan kontraksi otot ritmik di daerah pinggul yang menghasilkan sensasi kenikmatan yang tinggi yang diikuti relaksasi yang cepat. jelas, kalau melihat pengertiannya, tak ada sedikitpun sangkut pautnya dengan fashion. namun, kita meminjam turunan pengertiannya yang lebih sederhana sebuah kenikmatan atau sebuah klimaks.
ya, kalau meminjam turunannya boleh saja, jadi kita akan membuat sebuah korelasi, kapan seseorang bisa merasa mereka telah merasakan orgasme dalam berpakaian, atau kapan mereka merasa mencapai sebuah klimaks dalam berpakaian. 
Sepertinya analogi yang saya pakai berkutat disitu-situ saja, namun memang itu yang coba saya kembangkan. komunikasi tidak sama dengan orgasme namun kalau kita sedang berada di atas ranjang, dan komunikasi tidak terjalin baik, apakah bisa kita merasakan orgasme.? jadi sebenarnya, komunikasi dan orgasme itu sama dengan, atau tidak sama dengan? lantas dalam fashion, apakah komunikasi yang baik akan menghasilkan sebuah orgasme dalam berpakaian.?
jawabannya adalah, YA!!, ketika seseorang dianggap mampu mengomunikasikan gaya berpakaiannya secara baik kepada khalayak atau viewers, atau orang lain mampu menangkap apa yang coba kita komunikasikan melalui busana kita, maka sesungguhnya kita telah mencapai sebuah orgasme dalam fashion, sama halnya kita mencapai orgasme diatas ranjang. Ya, komunikasi keduanya berjalan baik, maka kita mendapatkan sebuah klimaks yang kita tunggu.

Bagaimana mencapai Orgasme dalam Fesyen? 

mostly, semua berpikiran satu jalur. "head to toe brand"  kebanyakan, mereka berpikir dengan cara demikian otomatis kita mendapatkan sebuah kenikmatan dalam berbusana atau fesyen. Ini salah besar, bahkan kalaupun anda akan di interview disebuah majalah fashion ternama, jangan pernah terlihat head to toe brand.  karena sama saja anda menyalahi aturan yin yang dalam fashion. cukup kenakan atau mix antara fashion hi' brand dengan satu item fashion anda yang "biasa" maka You'll hit the look!!.
Poin lain yang bisa anda coba adalah, look your occasion, age, where do you live?, or probably the weather, itu merupakan parameter utama sebelum anda berpakaian, jangan sampai anda miss ketika reveal apa yang anda inginkan melalui busana yang anda pakai.
contoh sederhana: ketika anda dipanggil untuk sebuah interview di sebuah majalah Fesyen yang reputasinya sudah mendunia, lalu anda memutuskan untuk mengenakan. head to toe Hermes, mulai dari scarf, birkin bag, jewelry, shoes or else. hey!! isnt cool. coba anda perhatikan disetiap panggung runway, apakah mereka mengenakan satu produk yang sama dari mulai ujung rambut sampai ujung kaki,? atau coba lihat Alexa Chung, apa dia terhitung head to toe brand girl,? jelas bukan. namun setiap apa yang Ia kenakan kita selalu bisa dapat pesannya, kita selalu menahan napas karena kagum dengan apa yang Ia kenakan. karena Alexa atau fashionista diluar sana tahu rumus mereka untuk menyampaikan sebuah pesan kepada Viewers sampai pada satu titik mereka mencapai sebuah kenikmatan dalam fesyen.  they're Orgasm!


 

 
picture source: google.com